Rabu, 23 Juni 2010

Sensor Internet yang dilakukan Australia ditentang AS

Negara adidaya Amerika Serikat tak berhenti mencampuri urusan dalam negeri negara lain, termasuk yang menjadi sasarannya kali ini adalah, sekutunya Australia. AS terpaksa berkomentar terkait dengan rencana Australia
yang akan menerapkan sensor internet di negaranya. Seperti diketahui, Australia tengah menggodok kebijakan untuk mengatur akses internet bagi warganya. Sehingga nantinya, pengguna internet di Australia hanya bisa mengakses situs-situs yang telah lolos proses penyaringan.


Melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, mereka menyatakan telah menghubungi pihak Australia untuk berdiskusi soal filter itu. Sayangnya tidak disebutkan detail topik diskusi tersebut dan kesimpulan yang diambil dua negara besar itu. Demikian yang dilansir melalui Sydney Morning Herald. Konsultan IT Jim Giles menyebut kebijakan ini dilakukan untuk melindungi warga Australia dari pengaruh buruk internet, terutama memproteksi pengguna internet cilik dari konten-konton porno dan kekerasan.


Langkah seperti ini tak hanya dilakukan Australia. Arus informasi yang sangat pesat melalui internet memancing kekhawatiran akan konten-konten tidak pantas yang bisa meracuni penggunanya. Dengan cepat rencana ini mendapatkan pro dan kontra ditengah masyarakat. Banyak yang mendukung dan ada pula yang menentang kebijakan ini. Mereka yang keberatan khawatir negara mereka akan menjelma menjadi negara dengan peraturan berinternet yang sangat ketat seperti di China. Mereka menilai peraturan semacam ini membatasi kebebasan di dunia maya. (tyo-Susetyo Dwi Prihadi-modf.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar