Rabu, 20 Oktober 2010

Jika Asteroid Menghantam Laut

Bahwa asteroid berpotensi menubruk Bumi dan membahayakan kehidupan manusia, itu sudah diketahui sebagian besar orang. Namun, ada lagi potensi bahaya batuan langit itu yang tak kalah mencekam,
jika asteroid menghantam laut. Tak hanya tsunami yang bisa dihasilkan jatuhnya asteroid  berukuran sedang  ke laut.  Sebuah simulasi komputer terbaru menunjukkan, uap air dan garam laut yang terpercik ke angkasa bisa merusak lapisan pelindung Bumi, ozon. Efeknya tak main-main, kerusakan ozon tersebut bisa menaikkan level radiasi ultraviolet yang bisa mengancam keberlangsungan hidup manusia.


"Ini sesuatu yang belum pernah orang sadari sebelumnya," kata Brian Toon, pakar dari University of Colorado, seperti dimuat situs NewScientist. Elisabetta Pierazzo dari Planetary Science Institute di Tucson, Arizona menggunakan model iklim global (global climate) untuk mempelajari bagaimana uap air dan garam laut terlontar ke udara dan berimplikasi pada lapisan ozon bertahun-tahun kemudian. Mereka melakukan simulasi dengan asteroid berukuran sedang -- selebar 500 meter hingga 1 kilometer. Untuk diketahui, ada 818 asteroid yang lebarnya setidaknya 1 kilometer ditemukan di orbit Bumi dan bisa mendekat ke Bumi. Untuk mengestimasi berapa air yang terlontar ke atmosfer jika asteroid menabrak laut, tim mengandaikan asteroid tersebut memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan 18 kilometer per detik dan memukul laut di belahan bumi utara pada sudut 45 derajad.


Seperti yang diperkirakan sebelumnya, simulasi menunjukkan, asteroid selebar 1 kilometer akan menciptakan cipratan dahsyat, melontarkan 42 triliun kilogram air dan uap air. Jumlah itu cukup untuk mengisi 16 juta kolam renang ukuran olimpiade. Cipratan ini melintasi area selebar lebih dari 1.000 kilometer dan tingginya mencapai ratusan kilometer dari permukaan Bumi. Saat berada di atmosfer, air bercampur senyawa klorin dan bromin, dari uap air laut, akan merusak ozon dengan kecepatan luar biasa. Akibat dari peristiwa itu akan terasa bertahun-tahun kemudian. "Ini akan mengakibatkan lubang ozon raksasa yang 'menelan' seluruh Bumi," kata Pierazzo.


Simualsi memperkirakan, setidaknya 70 persen lapisan ozon akan berkurang di bumi bagian utara. Lubang yang akan ditimbulkan akan lebih lebar dari pada lubang ozon di Kutub Utara pada 1993, ketika lapisan ozon Bumi dalam kondisi paling tipis. Meski manusia bisa melindungi diri dari bahaya panasnya Matahari, tidak demikian pada tanaman.  Bahkan fitoplankton yang jadi penyangga kehidupan di dasar laut terancam mati. "Ini akan mengakibatkan masalah serius bagi peradaban manusia." Tim Pierazzo sekarang sedang mengerjakan  model untuk mengukur bagaimana asteroid yang menghantam lahan kering akan mempengaruhi atmosfer.[VIVAnews-modf.]


Selasa, 19 Oktober 2010

Hujan Meteor Orionid Malam Ini

Hujan Meteor Orionid akan mencapai puncaknya malam ini. "Waktu terbaik untuk melihatnya antara tengah malam sampai menjelang subuh," ujar Ketua Himpunan Astronomi Amatir Jakarta, Tersia Marsiano. Meteor ini tercipta
dari sisa debu Komet Halley. Disebut Orionid karena, dari Bumi, arah lesatannya terlihat berasal dari Rasi Bintang Orion. Menurut Tersia, rasi bintang itu berada tegak lurus dari permukaan tanah pada pukul 3 sampai 4 dini hari. "Jadi paling enak mengamati dalam posisi berbaring di tempat terbuka," katanya.


Dia menyarankan pengamat untuk mencari tempat terbuka yang jauh dari benderang lampu kota. "Untuk Jakarta, paling cocok di Kepulauan Seribu," kata Tersia. Pilihan lain adalah daerah pinggir kota seperti Pondok Labu Jakarta Selatan dan Cipayung Jakarta Timur. Syarat mutlak pengamatan meteor adalah langit yang bersih dari awan. Di belahan langit Indonesia, Orionid sudah mulai tampak sejak dini hari tadi. Namun dari kediaman Tersia di Bogor, Jawa Barat, gagal terlihat karena langit berselimut mendung.


Jika dini hari nanti langit cerah, pengamat boleh berharap bisa menyaksikan 20 sampai 40 bintang jatuh setiap jam. Fenomena langit ini juga dapat diabadikan dengan kamera refleksi lensa tunggal atau SLR. "Namun tidak terekam kamera saku dan ponsel," kata Tersia. Hujan meteor ini dapat disaksikan dengan mata telanjang. Dia menyarankan meninggalkan alat bantu, seperti teropong di rumah. "Karena medan pengamatan luas dan meteor hanya muncul dalam sekejap," ujarnya. Kalau dini hari nanti mendung, jangan khawatir. Orionid diperkirakan masih akan menghiasi langit Indonesia sampai Jumat 22 Oktober 2010 dini hari. [Tempo-Reza M-modf.]


Jumat, 15 Oktober 2010

Planet Mars Pernah Digenangi Air

Pusat Ruang Angkasa Jerman menemukan bukti baru bahwa air pernah mengalir dan memenuhi permukaan Planet Mars. Berdasarkan citra satelit itu, terlihat bekas jejak aliran air dan deposit komponen sulfur (belerang). Formasi bebatuan di Planet Mars
menunjukkan bukti bahwa ada bekas tekstur aliran air yang memperlihatkan bahwa dulu formasi itu berisi air, es atau lumpur.


Bukti baru tersebut juga terekam dalam Kamera Stereo Resolusi Tinggi yang dioperasikan oleh orbiter Mars Express buatan Badan Ruang Angkasa Eropa, menunjukkan bukti baru mengenai Mars.



Melas Chasma, lembah besar yang membentuk salah satu bagian dari Valles Marineris seluas 4.000 km di Planet Mars, menjadi bagian paling dalam di Mars yang berhasil dipotret dari jarak jauh. (Ant-tvOne-modf.)


Kamis, 14 Oktober 2010

Asteroid sebesar bus lewat di atas RI

Asteroid berukuran 5-10 meter melintasi bumi dan berada di atas RI pada Rabu kemarin. Asteroid 2010 TD 54 tersebut pertama kali terdeteksi oleh Lab Observatorium Kitt Peak National Solar di Arizona pada hari Minggu silam,
tulis NASA Asteroid Watch melalui akun Twitternya. Dengan kecepatan 63 ribu kilometer per jam, seorang astronom amatir Patrick Wiggins asal AS berhasil merekam lintasan asteroid yang tampak seperti garis putih.

Klik disini untuk melihat animasi
“Asteroid 2010 TD 54 melintasi bumi sangat cepat pada ketinggian 45.500 kilometer, sedikit di atas orbit satelit komunikasi yang berada di ketinggian 36 ribu kilometer. Posisi ini melintas kira-kira di atas Indonesia,” menurut keterangan Thomas Djamaluddin, Profesor Riset Astronomi-Astrofisika di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Oktober tahun lalu, sebuah asteroid jatuh di perairan Bone, Sulawesi Selatan. Asteroid dengan ledakan berkekuatan 50 kiloton TNT itu diperkirakan berukuran 10 meter dan mengorbit dengan kecepatan 73.080 kilometer per jam. Objek langit seperti itu diperkirakan jatuh ke bumi setiap 2-12 tahun sekali.


Berita baiknya, agen antariksa Amerika Serikat NASA memastikan bahwa asteroid raksasa itu tidak akan berbenturan dengan bumi. Batu angkasa, yang diberi nama 2010 TD54, diestimasi akan mencapai titik terdekat dengan bumi, yaitu sekitar 28.000 mil, pada tengah hari. Namun, para ilmuwan telah memastikan bahwa jarak terdekat itu tetap tidak akan memasuki lapisan atmosfer bumi. Kalau pun hal itu sampai terjadi, asteroid itu akan terbakar habis sebelum sampai ke permukaan bumi.[VIVAnews-Inilah-modf.]


Selasa, 12 Oktober 2010

Google Maps Indonesia

Google meluncurkan Google Maps Indonesia, sebuah platform pencarian lokal yang membantu pengguna menemukan informasi geografis seperti peta online, citra satelit, panduan arah berkendara, alamat dan daftar perusahaan,
melalui PC dan ponsel. Head of Product Management Google Southeast Asia Andrew McGlinchey di Jakarta mengungkapkan bahwa Google Maps Indonesia resmi diluncurkan dan siap digunakan untuk memudahkan kehidupan sehari-hari. "Pengguna dapat dengan mudah mencari dan menemukan informasi suatu tempat yang diingingkan, kapan pun dan di mana pun. Ia hanya perlu mengetikkan kata kuncinya saja di maps.google.co.id," ujar Andrew. Sementara itu Head of Marketing Google Southeast Asia Derek Callow juga mengatakan bahwa Google Maps Indonesia memungkinkan pengguna, perusahaan dan pengembang lokal untuk memberi sumbangan informasi mengenai Indonesia.


Platform ini diharapkan menjadi peta online yang paling kaya konten dan paling relevan di tanah air. Derek menambahkan bahwa melalui ajang ini, ia juga ingin menggandeng rekan-rekan bisnis yang berniat mempromosikan serta membagi informasi tentang usaha mereka melalui platform ini. Sejumlah perusahaan yang telah menjadi mitra bisnis Google Maps Indonesia antara lain urbanesia.com, Telkomsel dan LewatMana.com


"Selain lokasi, Google Maps Indonesia juga mampu menyajikan informasi tentang tempat yang dituju. Sebuah restoran sushi di Jakarta misalnya, si pengguna tidak hanya dapat mengetahui lokasi, tetapi juga mendapatkan informasi tentang restoran sushi tersebut," tutur Derek Lengkapnya informasi yang yang dapat diakses konsumen tentunya merupakan hal bagus. Hal ini penting untuk menjaga koneksi antara perusahaan dan konsumennya, tambahnya. Google sekarang menjadi properti web terkemuka di seluruh pasar global utama. Teknologi pencarian inovatif yang didirikan tahun 1998 oleh Larry Page dan Sergey Brin ini digunakan jutaan orang setiap harinya. [tvOne-modf.]

Kamis, 07 Oktober 2010

Warna Laut & Bencana Badai

Menurut para ahli, badai paling kuat dan mematikan dapat dipengaruhi hanya dengan keberadaan makhluk paling kecil di laut yaitu plankton. Seperti dikutip dari Discovery News, plankton memiliki kemampuan untuk menentukan
apakah sekelompok badai tropis dapat berubah menjadi putaran badai raksasa dan mengarahkan badai tersebut menuju wilayah laut. Plankton berada di wilayah laut manapun. Mereka terkumpul dalam tubuh fotosintesis kecil yang memberi warna hijau pada biru laut dengan klorofil.




Bahkan di wilayah laut dalam di Pasifik utara ataupun samudera besar di Jepang dan California, juga terdapat plankton. Warna hijau pada air akan tertangkap cahaya dan terkena panas matahari di tempat yang dangkal. Selanjutnya, permukaan akan terjadi peningkatan temperatur dan membentuk kondisi badai utama. Sinar matahari mencurahkan cahayanya ke permukaan laut tapi air tetap tenang, lalu apa yang mempengaruhi badai ? "Kami menemukan bahwa samudra biru bisa mengurangi topan di barat laut Pasifik sekitar 70 persen," ujar penulis utama Anand Gnanadesikan dari National Oceanic and Atmospheric Administration.





Saat dilakukan simulasi, hanya sedikit badai yang terjadi di khatulistiwa di mana air cukup hangat untuk menopang mereka. “Anda hanya menemukan sedikit sekali topan di arah selatan Jepang dan China, serta menjadi lebih sedikit lagi di Vietnam dan Kamboja,” kata Gnanadesikan. Sedikitnya plankton di laut dapat mengirimkan badai 25% lebih besar di wilayah Hawaii. Hal ini disebabkan laut butuh waktu bagi panas matahari menyebar di permukaan dan berpengaruh pada suhu di atmosfer. Penguapan dan pembentukan awan di atas perairan khatulistiwa diperkuat sirkulasi atmosfer dan pergesesan angin yang menghambat badai di wilayah lintang utara.[ito-Ellyzar Zachra PB-modf.]

Minggu, 03 Oktober 2010

Planet Mirip Bumi “Gliese 581g”

Para astronom menemukan Gliese 581g, sebuah planet seukuran Bumi yang bergerak mengorbiti sebuah bintang dan berpotensi didiami manusia. Planet itu merupakan planet yang paling mirip Bumi yang pernah ditemukan
dalam sistem tata surya lain dan yang paling berkemungkinan untuk didiami. "Penemuan kami memberikan bukti kuat tentang planet yang bisa didiami," tulis Professor Steven Vogt, seorang astronom dari University of California, Santa Cruz, Amerika Serikat dalam Astrophysical Journal seperti yang dikutip The Telegraph. "Bahwasannya kami bisa mendeteksi planet itu dengan cepat dan letaknya sangat dekat, membuktikan bahwa planet seperti itu pasti sangat banyak,"Vogt melanjutkan. Lebih dari 400 eksoplanet telah ditemukan oleh para astronom tetapi sebagian besar dari mereka adalah planet gas raksasa seperti Jupiter, dan tidak cocok untuk didiami. Planet itu sendiri ditemukan setelah 11 tahun pengamatan di Observatorium W. M. Keck di Hawaii.


Dalam jurnal itu, Professor Vogt dan Paul Butler dari Carnegie Institution di Washington, sebenarnya melaporkan tentang keberadaan dua planet yang mengorbiti sebuah bintang merah Gliese 581. Yang menarik dari dua planet itu adalah Gliese 581g yang massanya tiga sampai empat kali masa Bumi dan memiliki waktu orbit 37 hari. Massa Gliese 581g mengindikasikan bahwa planet itu kemungkinan terdiri dari bebatuan dengan permukaan yang kokoh dan memiliki daya grafitasi yang cukup untuk menahan atmosfer.


Gliese 581g berjarak 20 tahun cahaya dari Bumi di rasi bintang Libra.Planet itu, karena terikat pada Gliese 581, memiliki bagian yang menghadap ke arah bintang itu dan menghasilkan siang sementara daerah sebaliknya gelap. Para ilmuwan memperkirakan suhu rata-rata permukaan planet itu berkisar antara -31 sampai 12 derajat Celcius atau -24 sampai 10 derajat Fahrenhit. Menurut Vogt, daya gravitasi planet itu sama atau sedikit lebih kuat daripada di Bumi, mudah berjalan atau bergerak di planet itu.[TvOne-modf.]